Menangis. Mungkin cuma itu satu-satunya cara yang selalu aku lakukan ketika sakit. Sedih bagiku yang tiap saat selalu meratapi kehidupan yang sedikit ga adil. Ga adil? Iya emang ga adil bagiku. Pernah ga kamu merasakan dimana saat kamu benar tapi selalu salah dan ketika kamu salah, kamu memang benar-benar dianggap salah. Capek juga sihh, kalo curhat ke orang-orang dan selalu menemukan jawaban yang sama. “sabar aja, mungkin ada hikmah dibalik semua ini”, sakit! Sabar iya, tapi sampai kapan? Sampai aku mati atau sampai malam berubah jadi siang, atau mungkin sampai aku bisa menyusuri kutub utara dan berenang bersama pinguin-pinguin disana. Se’sabar-sabarnya orang, tapi mereka masih punya batas kesabaran. Sama kayak aku. Aku juga manusia, aku juga punya batas kesabaran, tapi kenapa ga pernah baik dimata mereka. Harus ngapain? Hidup ini emang terlalu susah kalo diratapi, tetapi terlalu susah untuk direnungi. Sabar dengan terus menerus menahan perasaan sakit. Sudah terbiasa sebenarnya, tapi masih belum bisa menghendel semuanya itu menjadi lebih baik. Mungkin aku belum bisa jadi yang terbaik buat mereka, tapi kapan mereka punya sedikit ruang waktu buat menghargaiku. Menghargai apa yang aku lakukan setiap saat seperti mereka menghargai orang lain. Ga pernah berubah, keadaan ini memang ga akan pernah berubah kalo sifat itu masih terus-menerus dipelihara.
Memang benar yaa, orang yang terlihat biasa-biasa aja belum tentu ga punya masalah. Termasuk aku. Terlihat baik, ramah dan bijak membantu orang menghadapi masalah, tapi masalah sendiri saja masih belum bisa dituntaskan. Kenapa harus kayak begini? Aku memang gatau harus ngapain lagi. Otakku sudah lelah untuk berpikir. Kalo punya mulut, dia mungkin sudah berontak untuk bilang berhenti bekerja. Tapi dia bangga memiliki hati yang tulus. Hati yang selalu memaafkan orang walau hati itu terkadang gengsi untuk mengucapkan “aku memaafkanmu, walau kamu sering menyakiti hatiku”. Aku terlalu susah buat merubah keadaan ini. Aku masih butuh topangan motivasi dari mereka, walau kadang aku punya banyak motivasi untuk semua, tapi untuk diri sendiri aja aku gabisa. Jangan bilang aku childish! Karena kamu ga pernah merasakan apa yang aku rasakan.
Yang aku rasakan? Aku selalu tersakiti, selalu dianggap jelek dan selalu dianggap rendah bagi mereka. Walaupun kadang keinginan mereka sudah aku penuhi, tapi ternyata itu belum cukup untuk mengubah suatu keadaan. Bukan aku memamerkan suatu permasalahan ke orang-orang, bukan aku butuh orang-orang diluar sana untuk ikut peduli sama apa yang aku rasakan, atau sekedar mencari perhatian. Tapi cara ini yang bisa bikin perasaan sedikit lebih tenang selain berdoa. Aku gatau kapan persoalan ini akan selesai, tapi jangan heran ketika aku kembali dengan cara seperti ini. Karena inilah aku, yang hanya bisa menangis.
Tuhan Yesus, aku lelah. Aku capek. Aku sakit! Tapi aku harus kuat. Please, jangan pernah pernah rapuh lagi. Kamu harus kuat, mungkin ini jalan yang Tuhan persiapkan buat kamu. Kamu diajari untuk lebih, lebih dan lebih lagi belajar rendah hati. Apapun kata orang kepadamu, jangan pernah sedih lagi. Sebenarnya ga ada masalah yang gabisa terselesaikan dengan baik. Cuma kamu masih belum diizinkan untuk berada dijalan lurus, menikmati indahnya pelangi itu. Selama kamu kuat menghadapi hujan persoalan-persoalan yang datang silih berganti, kamu akan bisa melewati rintangan yang curam dan berbahaya dikemudian hari. Hanya kuatkan hati dan pikiran positive terhadap mereka. Percaya, entah itu besok atau beberapa tahun lagi kamu akan jadi orang yang benar. Benar-benar paham arti menghargai dan mengasihi orang lain. Nikmatilah jalan yang berbatu saat ini, hingga saatnya kamu menemukan jalan lurus untuk bersama-sama dengan Dia. Amin.
0 komentar:
Posting Komentar