Pada renungan harian kali ini, saya mau menjawab pertanyaan yang sangat sering ditanyakan kepada saya berkaitan dengan pacaran beda agama, “Bolehkah orang Kristen berpacaran dengan orang Katolik?” Menarik untuk dibahas, bukan?
Sebelum saya menjawab pertanyaan ini, saya mau mengajak Anda berputar-putar dulu. Saya mau mengajukan suatu kasus. Ada cewek Kristen yang berinisial A dan ada juga cowok Kristen yang berinisial B. Si A dan Si B menjalin hubungan karena memiliki agama yang sama, yaitu Kristen. Si A adalah orang Kristen yang sangat taat dan takut akan Tuhan.
Sebelum saya menjawab pertanyaan ini, saya mau mengajak Anda berputar-putar dulu. Saya mau mengajukan suatu kasus. Ada cewek Kristen yang berinisial A dan ada juga cowok Kristen yang berinisial B. Si A dan Si B menjalin hubungan karena memiliki agama yang sama, yaitu Kristen. Si A adalah orang Kristen yang sangat taat dan takut akan Tuhan.
Selang beberapa waktu, si B menunjukkan karakter yang tidak baik. Si B suka selingkuh dan berkata kasar sehingga sangat sering menyakiti hati Si A. Jelas, Si A menjadi sangat kecewa dengan Si B. Pertanyaan saya, bolehkah Si A tetap berpacaran dengan Si B?
Jelas jawabannya, Si A tidak boleh berpacaran lagi dengan Si B walaupun agama mereka sama. Dengan demikian, sebenarnya hal terpenting yang saya mau sampaikan adalah kesamaan agama tidak dapat menjamin apakah kita boleh berpacaran dengan orang itu atau tidak.
Namun, bukan berarti kita bebas berpacaran dengan orang yang berbeda agama. Mengapa? Karena orang yang berbeda agama jelas tidak akan mau mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
Jangankan orang yang berbeda agama, orang yang beragama Kristen pun sebenarnya masih banyak yang belum mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat!
Contohnya adalah Si B dalam ilustrasi kasus di atas. Ia suka selingkuh dan berkata kasar, artinya ia tidak mau tunduk pada pengajaran Yesus yang penuh kasih. Ia hidup suka-suka sendiri. Jika seseorang hidup suka-suka sendiri, sebenarnya ia tidak menjadikan Yesus sebagai Tuhan.
Jadi, berpacaranlah dengan orang yang benar-benar mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat! Ini akan memudahkan kita untuk menjawab pertanyaan, “Bolehkah orang Kristen berpacaran dengan orang Katolik?”.
Apakah agama Katolik mengajarkan umatnya untuk mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat?
Jelas, Katolik mengajarkan hal itu. Jadi, orang Kristen boleh berpacaran dengan orang Katolik. Intinya, orang Kristen harus berpacaran dengan orang yang benar-benar mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.
Artinya begini, Jika ada orang yang beragama Kristen atau Katolik tetapi hidupnya tidak menunjukkan ia mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat, janganlah berpacaran dengan orang itu! Anda mengerti yang saya maksud?
Lebih dari yang saya bahas, sebenarnya kita harus memeriksa diri kita sendiri. Sebagai orang Kristen, sudahkah hidup kita menunjukkan bahwa kita benar-benar mengakui Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat? Jangan-jangan kita sendiri belum menunjukkannya! Jadi, perbaiki diri kita sendiri dulu sebelum menemukan jodoh kita, entah yang beragama Kristen ataupun Katolik. Tuhan memberkati kita semua. Amin.
[ artikel ditulis oleh : Bagas Karyadi, M.Th ]
SIAPA BAGAS KARYADI?
Bagas Karyadi, M.Th. mendedikasikan hidupnya dalam dunia pengajaran dan pendidikan Kekristenan. Semenjak duduk di bangku sekolah menengah atas, Bagas sudah ikut mengambil pelayanan sebagai layout editor sebuah tabloid yang ditujukan untuk remaja dan pemuda di Gereja Kristen Jawa (GKJ) Nehemia, Pondok Indah.
Kemudian, pada tahun 2006 Bagas diterima masuk perkuliahan di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Setahun kemudian, Bagas masuk dalam penjurusan perkuliahan di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, IPB.
Pada saat yang bersamaan, Bagas pun mulai bergabung ke dalam sebuah unit kegiatan mahasiswa di IPB, yaitu Komisi Pelayanan Siswa - Persekutuan Mahasiswa Kristen IPB (KPS - PMK IPB). Bersama KPS - PMK IPB, Bagas melayani sebagai guru sukarela Mata Pelajaran Agama Kristen Protestan di SMAN 5 Bogor selama dua tahun (2007-2009). Selain itu, Bagas juga ditunjuk sebagai Koordinator Pembinaan Tim Pelayanan SMAN 5 Bogor. Bagas bertugas untuk memimpin aktivitas pembinaan untuk semua pelayan yang melayani di SMAN 5 Bogor. Pada tahun 2008-2009, Bagas menjabat sebagai Koordinator Persekutuan Siswa Kristen Bogor (PSKB). Bagas bertugas untuk memimpin pelaksanaan kegiatan persekutuan para pelajar Kristen di Bogor.
Pada akhir masa perkuliahan, Bagas bekerja paruh waktu sebagai guru di SMP Tongkat Harun, Tangerang Selatan. Pada akhir 2011, Bagas pun menyelesaikan studinya di IPB dengan skripsi yang berjudul : RANCANGAN PROGRAM PENDIDIKAN KONSERVASI BAGI ANGGOTA PEMBERDAYAAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (PKK) DI KELURAHAN CILINCING, JAKARTA UTARA. Skripsinya yang bertemakan pendidikan adalah tanda bahwa Bagas telah jatuh cinta pada dunia pendidikan dan pengajaran.
Pada awal tahun 2012 hingga pertengahan tahun 2013, Bagas memutuskan bekerja sebagai guru di SD Pembangunan Jaya. Kemudian, Bagas melanjutkan panggilannya sebagai guru di SD Nasional Plus BPK Penabur Bogor sampai pertengahan tahun 2015. Sekarang, Bagas melayani sebagai Christianity Studies Teacher di National High Jakarta School, Jakarta Barat. Pada saat yang sama pula, Bagas menyelesaikan studi S2 dalam Program Pascasarjana Magister Teologi di STT Bethel Indonesia, dengan tesis yang berjudul : PENINGKATAN PEMAHAMAN DAN SIKAP ORANG KRISTEN TERHADAP PENGHAKIMAN TERAKHIR MELALUI KELAS PENDALAMAN ALKITAB JARAK JAUH (ASYNCHRONOUS LEARNING).
Dalam dunia pelayanan Kristiani, Bagas juga melayani sebagai guru Sekolah Minggu di GBI Rehobot. Bagas juga diundang untuk menjadi pembicara Firman Tuhan di beberapa komunitas. Selain itu, Bagas juga aktif memproduksi dan membagikan renungan-renungan Firman Tuhan dalam bentuk tulisan melalui blognya www.bagas.org dan renunganharian.id
Misi terbesar Bagas dalam hidupnya adalah mendirikan sebuah Taman Kanak-Kanak (TK) yang memiliki landasan Kekristenan yang kokoh. Hal ini diharapkan dapat membentuk jiwa-jiwa yang benar-benar memiliki kecintaan yang sejati terhadap Tuhan Yesus Kristus. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah satu-satunya cara untuk membangun paradigma Kekristenan dalam jiwa anak-anak sehingga kelak ketika mereka dewasa, mereka benar-benar siap dipertunangkan dengan Tuhan Yesus Kristus di Langit Baru & Bumi Baru.
0 komentar:
Posting Komentar